Jumat, 19 November 2010

KENAKALAN REMAJA

Ada seorang Ibu yang tinggal di Jakarta bercerita bahwa sejak maraknya kasus tawuran pelajar di Jakarta, Beliau mengambil inisiatif untuk mengantar dan menjemput anaknya yang sudah SMU, sebuah kebiasaan yang belum pernah Beliau lakukan sebelumnya. Bagaimana tidak ngeri, kalau pelajar yang tidak ikut-ikutan-pun ikut diserang ?
Mengapa para pelajar itu begitu sering tawuran, seakan-akan mereka sudah tidak memiliki akal sehat, dan tidak bisa berpikir mana yang berguna dan mana yang tidak ? Mengapa pula para remaja banyak yang terlibat narkoba dan seks bebas ? Apa yang salah dari semua ini ?
Seperti yang sudah diulas dalam artikel lain di situs ini, remaja adalah mereka yang berusia antara 12 - 21 tahun. Remaja akan mengalami periode perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut :
  • Masa Pra-pubertas (12 - 13 tahun)
  • Masa pubertas (14 - 16 tahun)
  • Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)
  • Dan periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)
Masa pra-pubertas (12 - 13 tahun)
Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ reproduksi remaja. Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat pesat jga terjadi pada fase ini. Akibatnya, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik (karena merasa tahu segalanya), yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai "hero" atau pujaannya. Perilaku ini akan diikuti dengan meniru segala yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gaya bicara, sampai dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut.
Selain itu, pada masa ini remaja juga cenderung lebih berani mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin. Hal ini yang sering ditanggapi oleh orang tua sebagai pembangkangan. Remaja tidak ingin diperlakukan sebagai anak kecil lagi. Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok yang dianggapnya sesuai dengan kesenangannya. Mereka juga semakin berani menentang tradisi orang tua yang dianggapnya kuno dan tidak/kurang berguna, maupun peraturan-peraturan yang menurut mereka tidak beralasan, seperti tidak boleh mampir ke tempat lain selepas sekolah, dan sebagainya. Mereka akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam kelompok sosial yang formal, dan cenderung bergabung dengan teman-teman pilihannya. Misalnya, mereka akan memilih main ke tempat teman karibnya daripada bersama keluarga berkunjung ke rumah saudara.
Tapi, pada saat yang sama, mereka juga butuh pertolongan dan bantuan yang selalu siap sedia dari orang tuanya, jika mereka tidak mampu menjelmakan keinginannya. Pada saat ini adalah saat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari orang lain. Orang tua harus ingat, bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi orang tua itu merupakan masalah sepele, tetapi bagi remaja itu adalah masalah yang sangat-sangat berat. Orang tua tidak boleh berpikir, "Ya ampun... itu kan hal kecil. Masa kamu tidak bisa menyelesaikannya ? Bodoh sekali kamu !", dan sebagainya. Tetapi perhatian seolah-olah orang tua mengerti bahwa masalah itu berat sekali bagi remajanya, akan terekam dalam otak remaja itu bahwa orang tuanya adalah jalan keluar ang terbaik baginya. Ini akan mempermudah orang tua untuk mengarahkan perkembangan psikis anaknya.
Masa pubertas (14 - 16 tahun)
Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedangkan pada remaja pris ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika hal ini gagal ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan diri/gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini.
Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik seksual. Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya, remaja sukar diselami perasaannya. Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut. Kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri.
Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)
Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.
Periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)
Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.
Kenakalan remaja
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungan, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri, dan sebagainya.
Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya. Pertanyaannya : tugas siapa itu semua ? Orang tua-kah ? Sedangkan orang tua sudah terlalu pusing memikirkan masalah pekerjaan dan beban hidup lainnya. Saudaranya-kah ? Mereka juga punya masalah sendiri, bahkan mungkin mereka juga memiliki masalah yang sama. Pemerintah-kah ? Atau siapa ? Tidak gampang untuk menjawabnya. Tetapi, memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada.



Labels : free wallpapers wall black weldingmachines

PERILAKU KONSUMEN - SISTEMATKA

BAB 8
PEMBENTUKAN DAN PENGUBAH SIKAP KONSUMEN

Sub bab 1     : Apa yang dimaksud sikap itu ?
1.    “objek” sikap
2.    Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari
3.    Sikap mempunyai konsisten sikap terjadi dalam situasi tertentu
Sub bab 2     ; Berbagai model struktur sikap
1.    Model sikap tiga komponen
1)    Komponen kognitif
2)    Komponen afektif
3)    Komponen konatif
2.    Model sikap multi sikap
1)    Model sikap terhadap objek
2)    Model sikap terhadap perilaku
3)    Teori model tindakan yang beralasan
3.    Teori usaha mengkonsumsi
4.    Model sikap terhadap iklan
Sub bab 3     : Pembentukan sikap
1.    Bagaiman sikap dipelajari
2.    Sumber-sember yang mempengatuhi pembentukan sikap
3.    Factor – factor kepribadian
Sub bab 4     : Pengubah sikap
Sub bab 5     : Strategi pengubahan sikap
1.    Mengubah fungsi motifasi dasar
1)    Fungsi manfaat
2)    Fungsi pembelaan ego
3)    Fungsi penyataan nilai
4)    Fungsi pengetahuan menggabungkan beberapa fungsi
2.    Menghubungkan produk dengan dolongan peristiwa atau kegialan amal tertentu
3.    Memecahkan masalah 2 sikap yang bertentangan
4.    Mengubah komponen model multi sikap
1)    Mengubah penilaian relative terhadap sifat
2)    Mengubah keyakinan terhadap merek
3)    Menambah sifat
4)    Mengubah peringkat penilaian terhadap merk secara keseluruhan
5.    Mengubah keyakinan terhadap pedaling
6.    Model perluasan kemungkinan ( ELM)
Sub bab 6     : perilaku dapat mendahului atau mengikuti pembentukan dikap
1.    Teori ketidakcocokan kognitif
2.    Teori kepemilikan sifat tertentu
1)    Teori persepsi siri
2)    Teknik langkah pertama untuk masuk
3)    Kepemilikan sifat terhadpa orang  lain
4)    Kepemilikan sifat terhadap barang
5)    Bagaimana kita menhguji kepemilikan sifat kita
BAB 10
KELOMPOK RUJUKAN DAN PENGARUH KELUARGA
Sub bab I      : Apa yang disebut kelompok ?
Sub bab 2     : Memahami kekuatan kelompok rujukan
1.    Perspektif yang diperluas pada kelompok rujukan
2.    Faktor yang berdampak pada pengaruh kelompok rujukan
1)    Informasi dan pengalaman
2)    Kredibilitas, daya tarik dan kekuatan kelompok rujukan
3)    Sifat menonjol produk
3.    Kelompok rujukan dan kekuatan konsumen
Sub bab 3     : Kelompok rujukan yang berkaitan dengan konsumen yang dipilih
1.    Kelompok persahabatan
2.    Kelompok belanja
3.    Kelompok kerja
4.    Kelompok atau masyarakat maya
5.    Kelompok aksi konsumen
Sub bab 4     : Daya tarik selebritas dan kelompok rujukan
1.    Selebritas
2.    Tenaga ahli
3.    Orang biasa
4.    Juru bicara ekselusif dan karyawan
5.    Karakter dagang dan juru bicara
6.    Daya tarik kelompok rujukan
Sub bab 5     : kelompok merupakan suatu konsep yang terus berubah
Sub bab 6     : Sosialisasi para anggota keluarga
1.    Sosialisasi konsumen anak-anak
2.    Sosialisasi konsumen dewasa
3.    Sosialisasi antar generasi
Sub bab 7     : Fungsii keluarga lainnua
1.    Kesejahteraan keluarga
2.    Dukungan emosional
3.    Gaya hidup keluarga yang cocok
Sub bab 8     : Pengambilan keputusan keluarga dan peran yang berkaitan dengan konsumen
1.    Peran kunci dalam konsumsi keluarga
2.    Dinamika pengambil keputusan suami – istri
Sub bab 9     ; siklus kehidupan keluarga
1.    Siklus kehidupan keluarga tradisional
1)    Tahap 1 : masa lajang
2)    Tahap 2 : orang yang berbulan madu
3)    Tahap 3 : orang tua
4)    Tahap 4 : paska orang tua
5)    Tahap 5 : disolusi
2.    Modifikasi- skk nontradisional
1)    Tahap-tahap skk nontradisional
2)    Konsumsi pada keluarga nontradisional
BAB 11
KELAS SOSIAL DAN PERILAKU KONSUMEN

Sub bab 1     : Apa yang dimaksud kelas social?
1.    Kelas social dan status social
2.    Kelas social merupakan benruk segmentasi hierarkis dan alamiah
3.    Kategori kelas social
Sub bab 2     : Ukuran kelas social
1.    Ukuran subjektif
2.    Ukuran reputasi
3.    Ukuran objektif
1)    Indeks variabel tunggal
a)   Pekerjaan
b)   Pendidikan
c)    Penghasilan
d)   Variabel lain
2)    Indeks variabel gabungan
a)   Indeks karakteristik status
b)   Skor status social ekonomi
Sub bab 3     : Profil gaya hidup status social
Sub bab 4     : Gerakan kelas social
1.    Tanda – tanda gerakan menurun
Sub bab 5     : Pengelompokan geodemografi
Sub bab 6     : Konsumen yang kaya
1.    Pengungkapan media pada konsumen kaya
2.    Membagi pasar kaya
Sub bab 7     : Konsumen yang tidak kaya
Sub bab 8     : Tibanya “ kelas – techno”
Sub bab 9     : Penerapan kelas social ke perilaku konsumen yang dipilih
1.    Pakaian, mode dan berbelanja
2.    Pencarian waktu senggang
3.    Simpanan, pengeluaran dan kredit
4.    Kelas social dan komunikasi
BAB 12
PENGARUH BUDAYA TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

Sub bab 1     : Apa yang disebut budaya ?
Sub bab 2     : Pekerjaan budaya yang tidak kelihatan
Sub bab 3     : Budaya memenuhi kebutuhan
1.    Enkulturasi dan akulturasi
2.    Bahasa dan symbol
3.    Ritual
4.    Budaya dipakai bersama-sama
Sub bab 4     : Budaya bersifat dinamis
Sub bab 5     : Pengukuran budaya
1.    Analisis isi
2.    Penelitian lapangan mengenai konsumen
3.    Instrumen survey pengukuran nilai
Sub bab 6     : Nilai-nilai inti orang amerika
1.    Prestasi dan sukses
2.    Aktifitas
3.    Efisiensi dan kepraktisan
4.    Kemajuan
5.    Kesenangan pada materi
6.    Individualisme
7.    Kebebesan
8.    Penyesuaian eksternal
9.    Perikemanusiaan
10. Kemudahan
11. Kebugaran dan kesehatan
12. Nilai- nilai inti budaya fenomena amerika
BAB 13
SUBBUDAYA DAN PERILAKU KONSUMEN

Sub bab 1     : Apa yang disebut sub budaya?
Sub bab 2     : Sub budaya kebangsaan
1.    Sub budaya spayol
1)    Mengenal perilaku konsumsi orang amerika spayol
2)    Mendefinisi dan mensegmentasi pasar amerika spayol
Sub bab 3     : Sub budaya agama
Sub bab 4     : sub budaya georafis dan regional
Sub bab 5     :sub budaya ras
1.    Konsumen amerika afrika
1)    Karakteristik perikalu konsumsi konsumen amerika afrika
2)    Menjangkau audiens amerika afrika
2.    Konsumsi amerika asia
1)    Dimana orang amerika asia tinggal ?
2)    Memahami konsumsi ameriak asia
3)    Orang amerika asia sebagai konsumen
Sub bab 6     : Sub budaya umur
1.    Pasar generasi x
1)    Menarik perhatian generasi x
2.    Pasar baby boomer
1)    Siapa yang temasuk baby boomers itu ?
2)    Karakteristik konsumen baby boomers
3.    Konsumen lanjut usia
1)    Mandefinisikan “lanjut usia” pada konsumen lanjut usia
2)    Membagi pasar kaum lanjut usia
3)    Pengalaman berbelanja konsumen lanjut usia
Sub bab 7     : Gender sebagai sub buidaya
1.    Peran gender dan perilaku konsumen
1)    Produk konsumen dan peran gender
2.    Wanita bekerja
1)    Membagi pasar wanita bekerja
2)    Pola berbelanja wanita bekerja
Sub Bab 8     : Interaksi sub budaya




Labels : free wallpapers wall black weldingmachines