Ada anggapan dimana PR (public relations) baru muncul saat akhir
Perang Dunia Kedua, dan PR merupakan hasil penemuan Amerika Serikat. Namun pertanyaannya adalah: benarkah PR ditemukan oleh orang Amerika Serikat?.
Menurut Jefkins (2003: 2), PR atau hubungan masyarakat (humas)sebenarnya sudah lama dikenal dan dipraktikkan oleh orang sejakberabad-abad yang lalu. Salah satu contohnya adalah kitab – kitab suciagama – agama besar di dunia (Islam, Kristen, Hindu, Budha)mengandung sesuatu bentuk kegiatan humas. Dimana melalui kitab sucitersebut, manusia berusaha untuk menciptakan suatu pemahaman atasiman yang mereka anut. Kitab suci menjadi salah satu media humas yangmereka dan kita terus gunakan dari waktu ke waktu. Dari contoh inimenjelaskan bahwa kegiatan humas sudah berumur cukup lama.
Menurut Morrissan (2008: 2), sejarah humas modern munculsebagai akibat dari revolusi industri yang terjadi di Eropa pada penghujungtahun 1800-an. Ditandai dengan bermunculannya industri besar yangmemproduksi produk secara massal, dan praktek monopoli, sertaketertutupan informasi kepada khalayak.
Memasuki abad ke-20, muncul ketiaksenangan masyarakatterhadap praktik bisnis tidak sehat yang dilakukan oleh pelaku industri,dan di abad 20 ini, ditandai dengan peran media massa mulai mengambilalih dengan upaya mempublikasikan kegiatan kotor tersebut kepadakhalayak. Terkait dengan hal tersebut maka banyak perusahaan mulaimendatangkan ahli komunikasi (pakar humas) untuk upaya menetralisirisu negatif tersebut. Dan di abad ke -20 inilah untuk pertama kali, ahlikomunikasi disebut sebagai agen pers atau publisitas.
Tokoh pelopor awal kemunculan humas modern yang menjadikanahli komunikasi sebagai agen pers atau publisitas menurut Morissan(2008: 3) adalah Ivy Lee, dimana pada tahun 1903 Ivy bersama rekannyaGeorge Parker membuka kantor publisitas (publicity office), danmenangani banyak kasus, salah satu yang terkenal adalah menanganipemogokan pekerja tambang batu bara, yang akhirnya Ivy menerbitkansuatu “pernyataan prinsip (Declaration of Principles)”, yang intinya berupa individu dan perusahaan akan bersikap terbuka dan jujur dalam
berhubungan dengan khalayak.
Saat menjelang Perang Dunia I, Pemerintah Amerika Serikatmenjadi yang pertama mempelopori program humas, yang digawangi olehPresiden AS ketika itu – Woodrow Wilson & tim sukses yang bernamapanitia Creel (dipimpin oleh George Creel). Dimana intinya panitia inimelakukan kegiatan humas berupa slogan “to make the world safe for democracy”, yang bertujuan untuk mencari dukungan publik AS agar bersedia membantu pemerintah AS untuk turut serta dalam kancahPerang Dunia. Strategi komunikasi yang terencana dan terlaksana denganbaik tersebut berhasil membuat masyarakat memberikan dukungannyakepada pemerintah AS. Keberhasilan ini mengukuhkan pentingnya humasbagi organisasi kenegaraan.
Usai Perang Dunia I, muncul dua tokoh pelopor kehumasanberikutnya, yaitu: Carl Byoir (orang pertama yang membuka perusahaankehumasan), dan Edward L. Bernays (orang pertama yang menulis bukutentang humas – “Crystallizing Public Opinion”).
Era depresi ekonomi, pasca Perang Dunia II di AS, ditandai dengankhalayak AS memandang curiga dan tidak percaya kepaa perusahaan,yang mereka duga sebagai kambing hitam penghancuran ekonominegara. Pemerintah AS untuk kedua kalinya memanfaatkan peran humasuntuk membangkitkan kepercayaan dan semangat masyarakat AS,dimana Presiden AS saat itu – Roosevelt melakukan kegiatan humasdengan cara berkomunikasi dengan rakyatnya melalui media radio, danmemperkenalkan program reformasi ekonomi yang disebut “New Deal”.Dialog Roosevelt di radio tersebut dikenang sebagai salah satukeberhasilan humas dalam mempengaruhi opini publiknya.
Sejak saat itu semua pihak menyadari pentingnya peranan humasdisemua lini, baik kenegaraan, politik, perusahaan, organisasi, dan lainsebagainya. Dan di zaman post modern saat ini, peran dan fungsi humas(public relations) menjadi semakin kompleks dan spesifik.
Labels : free wallpapers wall black weldingmachines
0 komentar:
Posting Komentar